Sunday, September 30, 2007

Injil Menurut Toko Serba Ada

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal . Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati.

Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal . Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah. Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah! Apa yang dikerjakan pengemis ini?

Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda?" "Saya ingin mencoba gaun merah muda itu?" Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.

"Berapa ukuran yang anda perlukan?" "Tidak tahu!" "Baiklah, mari saya ukur dulu. "Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya. "OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya! Cobalah yang ini!" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas. "Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?" Oh, tentu!" Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady."

Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya. Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya. "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?" "Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !) "Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?" "Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik." Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada." Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48%! "Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:1-2.

Monday, September 3, 2007

Mahalnya Kematian Yesus di Salib

Seorang bapak setengah baya bekerja pada sebuah perusahaan kereta api, dan tugas bapak ini mudah saja. Beliau hanya bertugas menarik sebuah tuas yang mengerakkan roda roda raksasa yang saling berhubungan untuk mengangkat jembatan yang merintangi jalan kereta api itu, sehingga kereta api tersebut dapat lewat dengan selamat. (tentu saja jika jembatan tersebut tidak diangkat ... maka kereta api itu akan mengalami kecelakaan yang sangat hebat).

Bapak ini mempunyai seorang anak satu satunya yang sangat dikasihi dengan segenap jiwanya. Suatu hari, anak bapak ini mengunjungi bapaknya dan bapaknya membiarkan anaknya melihat lihat tempat kerjanya. Sewaktu anaknya menghampiri roda roda raksasa tersebut, tiba tiba sang anak terpeleset dan jatuh diantara roda roda raksasa tersebut. Malang baginya.. kaki anak kecil tersebut terjepit dengan eratnya diantara gerigi roda-roda raksasa tersebut. Demi melihat kaki anaknya terjepit diantara roda-roda raksasa tersebut, sang bapak dengan serta merta berusaha menolong melepaskan kaki anak tersayangnya tersebut dari jepitan gerigi roda tersebut ...

Setelah berusaha sekian lama, sang bapak ini masih belum bisa melepaskan kaki anaknya tersebut. Sesaat kemudian, sang anak mulai menangis karena ketakutan. Tiba tiba dari kejauhan terdengarlah secara samar2 suara peluit kereta api tersebut dari kejauhan memberi tanda agar jembatan itu harus segera diangkat.

Sesaat kemudian hati bapak ini menjadi sangat sedih dan ketakutan ... Di dalam kecemasannya dia masih berusaha melepaskan kaki anaknya ... tapi masih tidak ada hasilnya ... Tidak lama kemudian suara peluit kereta api tersebut terdengar semakin jelas dan dekat.

Hati bapak ini seketika menjadi hancur ... bapak ini mulai menangis dengan sedihnya. Di dalam hati bapak ini muncul suatu keraguan haruskah dia mengorbankan anak satu satunya demi menyelamatkan kereta api itu yang penumpangnya tak ada satupun yang dia kenal? Namun jika dia memilih untuk menyelamatkan anaknya ... maka berapa jiwa yang akan melayang dengan sia sia hanya gara gara satu orang saja ...????

Sesaat kemudian... bapak ini perlahan lahan mencium kening anaknya dengan penuh kasih sayang dan dengan hati yang sangat hancur... lalu bapak ini mulai berdiri dan menuju ke tuas pengangkat jembatan tersebut ... dengan air mata yang membasahi sampai ke bajunya ... sang bapak ini melihat sekali lagi pada anak satu satunya itu ...

Sesaat kemudian bapak ini menarik tuasnya dan jatuh lemas dan menangis sejadi-jadinya tanpa berani melihat proses kematian anaknya yang sangat tragis yang tidak pernah dibayangkan olehnya demi menyelamatkan orang-orang yang ada didalam kereta api itu, yang sama sekali tidak mengetahui, bahwa saat itu juga mereka telah bebas dari kematian yang kekal ...

Saudaraku yang terkasih ... jika kita renungkan kembali kisah diatas ...

Bukankah cerita diatas telah terjadi 2000 tahun yang lalu... dimana Yesus telah disalib hanya untuk menebus dosa kita ...?
Siapakah kita ini sehingga kita memperoleh keselamatan itu ...?
Sesungguhnya kita ini tidak lebih dari sampah yang tidak ada harganya ...
Tetapi kasih Yesus begitu besar ... Sehingga Dia rela mati diatas kayu salib hanya untuk menebus dosa kita (injil Yohanes 3:16 ).

Saya mau katakan pada saudara ... Bahwa hanya Yesus sajalah yang rela mengorbankan nyawanya bagi kita. Tak ada kasih yang demikian besar seperti yang dilakukan Yesus demi menyelamatkan kita.

Kematian Yesus itu tidak dapat dinilai dengan apapun yang ada didunia ini ... terlalu mahal dan sangat mahal untuk sebuah jiwa seperti saya dan saudara ... Tapi, saya juga mau katakan sesuatu pada saudara ... Kematian Yesus 2000 tahun yang lalu bukan hanya untuk menebus dosa orang yang hidup pada jaman itu saja ... Tetapi darah-Nya yang tercurah 2000 tahun yang lalu masih mampu dan Dia sanggup menyelamatkan semua orang yang percaya.

Percayalah kepada Yesus ... Sebab hanya melalui Dialah kita dapat diselamatkan. Dan bagi kita yang sudah percaya pada Yesus ... Janganlah kita menjual kematian Yesus dengan hal hal yang bersifat duniawi terlalu mahal harga sebuah nyawa itu, sobat.

Teman temanku yang terkasih didalam Yesus Kristus ... Sediakanlah waktu bagi Tuhan untuk bersaksi tentang pengorbananNya ini kepada teman temanmu yang belum mengenal Yesus secara pribadi. Jika Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini selalu menyediakan waktu-Nya bagi mengawasi teman-teman sekalian, kenapa teman-teman tidak membalas kebaikan-Nya kepada orang-orang yang masih menanti uluran tangan kita? Sekaranglah waktunya, jangan ditunda lagi !Selamat bersaksi dan menerima keselamatan yang dari Allah ...

Tuhan Beserta Kita...

Monday, August 13, 2007

Berapa Besar Bobot Sebuah Doa?

Louise Redden, seorang ibu kumuh dengan baju kumal, masuk ke dalam sebuah supermarket. Dengan sangat terbata-bata dan dengan bahasa yang sopan ia memohon agar diperbolehkan mengutang. Ia memberitahukan bahwa suaminya sedang sakit dan sudah seminggu tidak bekerja. Ia memiliki tujuh anak yang sangat membutuhkan makan. John Longhouse, si pemilik supermarket, mengusir dia keluar.

Sambil terus menggambarkan situasi keluarganya, si ibu terus menceritakan tentang keluarganya. "Tolonglah, Pak, Saya janji akan segera membayar setelah aku punya uang." John Longhouse tetap tidak mengabulkan permohonan tersebut. "Anda tidak mempunyai kartu kredit, anda tidak mempunyai garansi," alasannya. Di dekat counter pembayaran, ada seorang pelanggan lain, yang dari awal mendengarkan percakapan tadi. Dia mendekati keduanya dan berkata : "Saya akan bayar semua yang diperlukan Ibu ini." Karena malu, si pemilik toko akhirnya mengatakan, "Tidak perlu, Pak. Saya sendiri akan memberikannya dengan gratis. Baiklah, apakah ibu membawa daftar belanja ?" - " Ya, Pak. Ini," katanya sambil menunjukkan sesobek kertas kumal." Letakkanlah daftar belanja anda di dalam timbangan, dan saya akan memberikan gratis belanjaan anda sesuai dengan berat timbangan tersebut."

Dengan sangat ragu-ragu dan setengah putus asa, Louise menundukkan kepala sebentar, menuliskan sesuatu pada kertas kumal tersebut, lalu dengan kepala tetap tertunduk, meletakkannya ke dalam timbangan. Mata Si pemilik toko terbelalak melihat jarum timbangan bergerak cepat ke bawah. Ia menatap Pelanggan yang tadi menawarkan si ibu tadi sambil berucapkecil, "Aku tidak percaya pada yang aku lihat." Si pelanggan baik hati itu hanya tersenyum. Lalu, si ibu kumal tadi mengambil barang-barang yang diperlukan, dan disaksikan oleh pelanggan baik hati tadi, si Pemilik toko menaruh belanjaan tersebut pada sisi timbangan yang lain. Jarum timbangan tidak kunjung berimbang, sehingga si ibu terus mengambil barang-barang keperluannya dan si pemilik toko terus menumpuknya pada timbangan, hingga tidak muat lagi.

Si Pemilik toko merasa sangat jengkel dan tidak dapat berbuat apa-apa. Karena tidak tahan, Si pemilik toko diam-diam mengambil sobekan kertas daftar belanja si ibu kumal tadi. Dan ia-pun terbelalak. Di atas kertas kumal itu tertulis sebuah doa pendek : " Tuhan, Engkau tahu apa yang hamba perlukan. Hamba menyerahkan segalanya ke dalam tanganMu." Si Pemilik Toko terdiam. Si Ibu, Louise, berterimakasih kepadanya, dan meninggalkan toko dengan belanjaan gratisnya. Si pelanggan baik hati bahkan memberikan selembar uang 50 dollar kepadanya. Si Pemilik Toko kemudian mencek dan menemukan bahwa timbangan yang dipakai tersebut ternyata rusak. Ternyata memang hanya Tuhan yang tahu bobot sebuah doa.

KEKUATAN SEBUAH DOA
Segera setelah anda membaca cerita ini, ucapkanlah sebuah doa. Hanya itu.

Stop pekerjaan anda sekarang juga dan ucapkan sebuah doa untuk dia yang telah mengirimkannya kepada anda. Lalu, kirimkan e-mail ini kepada setiap orang atau sahabat yang anda kenal. Biarlah jaringan ini tidak terputus, karena DOA ADALAH HADIAH TERBESAR DAN TERINDAH YANG KITA TERIMA. Tanpa biaya, tetapi penuh daya guna.

Sunday, August 12, 2007

Ada Bapa Yang Mengemudi

Mazmur 23:2-3
Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Seorang pembicara, Dr. Wan, menceritakan pengalamannya ketika ia dan seisi keluarganya tinggal di Eropa. Satu kali mereka hendak pergi ke Jerman. Dengan mengendarai mobil tanpa henti siang dan malam, mereka membutuhkan waktu tiga hari untuk tiba di sana. Mereka sekeluarga pun masuk ke dalam mobil -- dirinya, istrinya, dan anak perempuannya yang berumur 3 tahun. Anak perempuan kecilnya ini belum pernah bepergian pada malam hari. Malam pertama di dalam mobil, ia ketakutan dengan kegelapan di luar sana .
"Mau kemana kita, papa?"
"Ke rumah paman, di Jerman."
"Papa pernah ke sana ?"
"Belum."
"Papa tahu jalan ke sana ?"
"Mungkin, kita dapat lihat peta."
[Diam sejenak] "Papa tahu cara membaca peta?"
"Ya, kita akan sampai dengan aman."
[Diam lagi] "Dimana kita makan kalau kita lapar nanti?"
"Kita bisa berhenti di restoran di pinggir jalan."
"Papa tahu ada restoran di pinggir jalan?"
"Ya, ada."
"Papa tahu ada dimana?"
"Tidak, tapi kita akan menemukannya."


Dialog yang sama berlangsung beberapa kali dalam malam pertama, dan juga pada malam kedua. Tapi pada malam ketiga, anak perempuannya ini diam. Dr. Wan berpikir mungkin dia telah tertidur. Tapi ketika ia melihat ke cermin, ia melihat anak perempuannya itu masih bangun dan hanya melihat-lihat ke sekeliling dengan tenang. Dia bertanya-tanya dalam hati kenapa anak perempuan kecil ini tidak menanyakan pertanyaan-pertanyaannya lagi.
"Sayang, kamu tahu kemana kita pergi?"
"Jerman, rumah paman."
"Kamu tahu bagaimana kita akan sampai ke sana ?"
"Tidak"
"Terus kenapa kamu tidak bertanya lagi?"
"Karena papa sedang mengemudi."

Jawaban dari anak perempuan kecil berumur 3 tahun ini kemudian menjadi kekuatan dan pertolongan bagi Dr. Wan selama bertahun-tahun, ketika dia mempunyai pertanyaan-pertanyaan dan ketakutan-ketakutan dalam perjalanannya bersama Tuhan. Ya, Bapa kita sedang mengemudi. Kita mungkin tahu tujuan kita (seperti anak kecil yang tahu mau ke ‘Jerman' tanpa mengerti di mana atau apa itu sebenarnya). Kita tidak tahu jalan ke sana , kita tidak dapat membaca peta, kita tidak tahu apakah kita akan menemukan rumah makan sepanjang perjalanan. Tapi gadis kecil ini tahu hal terpenting, -- Papa sedang mengemudi -- dan dia aman.

Dia tahu papanya akan menyediakan semua yang dia butuhkan. Kenalkah engkau Bapa anda, Gembala Agung, sedang mengemudi hari ini? Apa sikap dan respon anda sebagai seorang penumpang, anak-Nya yang dikasihi-Nya?

Kita mungkin telah menanyakan terlalu banyak pertanyaan sebelumnya, tapi kita dapat menjadi anak kecil itu, belajar menyadari fokus terpenting adalah ‘Papa sedang mengemudi'. Tuhan adalah Bapa bagi anda. Ijinkan IA untuk mengemudikan hidup anda. Maka kekuatiran bukan menjadi milik anda lagi.

Saturday, August 11, 2007

Hidupmu Sudah Diatur Oleh Tuhan

Di salah satu gereja di Eropa Utara, ada sebuah patung Yesus Kristus yang disalib, ukurannya tidak jauh berbeda dengan manusia pada umumnya. Karena segala permohonan pasti bisa dikabulkan-Nya, maka orang berbondong-bondong datang secara khusus kesana untuk berdoa, berlutut dan menyembah,hampir dapat dikatakan halaman gereja penuh sesak seperti pasar.

Di dalam gereja itu ada seorang penjaga pintu, melihat Yesus yang setiap hari berada di atas kayu salib, harus menghadapi begitu banyak permintaan orang, ia pun merasa iba dan di dalam hati ia berharap bisa ikut memikul beban penderitaan Yesus Kristus. Pada suatu hari, sang penjaga pintu pun berdoa menyatakan harapannya itu kepada Yesus.

Di luar dugaan, ia mendengar sebuah suara yang mengatakan, "Baiklah! Aku akan turun menggantikan kamu sebagai penjaga pintu, dan kamu yang naik di atas salib itu, namun apapun yang kau dengar, janganlah mengucapkan sepatah kata pun." Si penjaga pintu merasa permintaan itu sangat mudah.

Lalu, Yesus turun, dan penjaga itu naik ke atas, menjulurkan sepasang lengannya seperti Yesus yang dipaku diatas kayu salib. Karena itu orang-orang yang datang bersujud, tidak menaruh curiga sedikit pun. Si penjaga pintu itu berperan sesuai perjanjian sebelumnya, yaitu diam saja tidak boleh berbicara sambil mendengarkan isi hati orang-orang yang datang.

Orang yang datang tiada habisnya, permintaan mereka pun ada yang rasional dan ada juga yang tidak rasional, banyak sekali permintaan yang aneh-aneh. Namun, demikian, si penjaga pintu itu tetap bertahan untuk tidak bicara, karena harus menepati janji sebelumnya.

Pada suatu hari datanglah seorang saudagar kaya, setelah saudagar itu selesai berdoa, ternyata kantung uangnya tertinggal. Ia melihatnya dan ingin sekali memanggil saudagar itu kembali, namun terpaksa menahan diri untuk tidak ber bicara. Selanjutnya datanglah seorang miskin yang sudah 3 hari tidak makan, ia berdoa kepada Yesus agar dapat menolongnya melewati kesulitan hidup ini. Ketika hendak pulang ia menemukan kantung uang yang ditinggalkan oleh saudagar tadi, dan begitu dibuka, ternyata isinya uang dalam jumlah besar. Orang miskin itu pun kegirangan bukan main, "Yesus benar-benar baik, semua permintaanku dikabulkan!" dengan amat bersyukur ia lalu pergi.

Diatas kayu salib, "Yesus" ingin sekali memberitahunya, bahwa itu bukan miliknya. Namun karena sudah ada perjanjian, maka ia tetap menahan diri untuk tidak berbicara. Berikutnya, datanglah seorang pemuda yang akan berlayar ke tempat yang jauh. Ia datang memohon agar Yesus memberkati keselamatannya. Saat hendak meninggalkan gereja, saudagar kaya itu menerjang masuk dan langsung mencengkram kerah baju si pemuda, dan memaksa si pemuda itu mengembalikan uangnya. Si pemuda itu tidak mengerti keadaan yang sebenarnya, lalu keduanya saling bertengkar.

Di saat demikian, tiba-tiba dari atas kayu salib "Yesus" akhirnya angkat bicara. Setelah semua masalahnya jelas, saudagar kaya itu pun kemudian pergi mencari orang miskin itu, dan si pemuda yang akan berlayar pun bereggas pergi, karena khawatir akan ketinggalan kapal.

Yesus yang asli kemudian muncul, menunjuk ke arah kayu salib itu sambil berkata, "TURUNLAH KAMU! Kamu tidak layak berada disana." Penjaga itu berkata, "Aku telah mengatakan yang sebenarnya, dan menjernihkan persoalan serta memberikan keadilan, apakah salahku?"

"Kamu itu tahu apa?", kata Yesus. "Saudagar kaya itu sama sekali tidak kekurangan uang, uang di dalam kantung bermaksud untuk dihambur-hamburkannya. Namun bagi orang miskin, uang itu dapat memecahkan masalah dalam kehidupannya sekeluarga. Yang paling kasihan adalah pemuda itu. Jika saudagar itu terus bertengkar dengan si pemuda sampai ia ketinggalan ka pal, maka si pemuda itu mungkin tidak akan kehilangan nyawanya. Tapi sekarang kapal yang ditumpanginya sedang tenggelam di tengah laut."

Ini kedengarannya seperti sebuah anekdot yang menggelikan, namun dibalik itu terkandung sebuah rahasia kehidupan...

Kita seringkali menganggap apa yang kita lakukan adalah yang paling baik, namun kenyataannya kadang justru bertentangan. Itu terjadi karena kita tidak mengetahui hubungan sebab-akibat dalam kehidupan ini.

Kita harus percaya bahwa semua yang kita alami saat ini, baik itu keberuntungan maupun kemalangan, semuanya merupakan hasil pengaturan yang terbaik dari Tuhan buat kita, dengan begitu kita baru bisa bersyukur dalam keberuntungan dan kemalangan dan tetap bersuka cita.

Sebab kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan buat kita. (Roma 8:28)

Tetap Semangat Gbu

Tuesday, July 10, 2007

Datanglah dengan Seadanya

Aku meng-geleng2-kan kepalaku dlm ketidak percayaan. Tdk mungkin ini tempatnya. Sebenarnya, tdk mungkin aku diterima di sini. Aku sdh diberi undangan bbrp kali, oleh bbrp orang yg berbeda, dan baru akhirnya memutuskan utk melihat tempatnya seperti apa sih. Tapi, tidak mungkin ini tempatnya. Dgn cepat, aku melihat pd undangan yg ada di genggamanku.

Aku memeriksa dgn teliti kata2-nya, "Datanglah sebagaimana adanya kamu. Tidak perlu ditutup-tutupi". Ya .... aku berada di tempat yg benar. Aku mengintip lewat jendelanya sekali lagi & melihat sebuah ruangan yg penuh dgn orang2 yg dari wajahnya terpancar sukacita. Semuanya berpakaian rapi, diperindah dgn pakaian yg bagus & terlihat bersih spt kalau mereka makan di restoran yg bagus. Dgn perasaan malu, aku memandang pada pakaianku yg buruk & compang camping, penuh dgn noda. Aku kotor, bahkan menjijikan. Bau yg busuk ada padaku & aku tdk dpt membuang kotoran yg melekat pada tubuhku. Ketika aku akan berputar utk meninggalkan tempat itu, kata2 dari undangan tsb se-akan2 meloncat keluar, "Datanglah sebagaimana kamu adanya. Tidak perlu ditutup-tutupi." Aku memutuskan utk mencobanya.

Dgn mengerahkan semua keberanianku, aku membuka pintu restoran dan berjalan ke arah laki2 yg berdiri di belakang panggung. "Nama Anda, Tuan ?" ia bertanya kepadaku dgn senyuman. "Johny Alim," kataku bergumam tanpa berani melihat ke atas. Aku memasukkan tanganku ke kantongku dalam2, berharap utk dapat menyembunyikan noda2-nya. Ia sptnya tdk menyadari kotoran yg berusaha aku sembunyikan dan ia melanjutkan, "Baik, Tuan. Sebuah meja sudah dipesan atas nama Anda. Anda mau duduk ?" Aku tidak percaya atas apa yang aku dengar ! Aku tersenyum dan berkata, "Ya, tentu saja!" Ia mengantarkanku ke sebuah meja dan, cukup yakin, ada plakat dgn namaku tertera dgn tulisan tebal merah tua.

Ketika aku mem-baca2 menunya, aku melihat berbagai macam hal2 yang menyenangkan tertera di sana. Hal2 tersebut seperti “damai", "sukacita", "berkat", "kepercayaan diri", “kejujuran” "keyakinan", "pengharapan", "cinta kasih", "kesetiaan", dan "pengampunan." Aku sadar bhw ini bukan restoran biasa! Aku mengembalikan menunya ke depan utk melihat tempat di mana aku berada. "Kemurahan Tuhan" adalah nama dari tempat ini ! Laki2 tadi kembali dan berkata, "Aku merekomendasikan sajian spesial hari ini. Dgn memilih spesial menu hari ini, Anda berhak utk mendptkan semua yg ada di menu ini." Kamu pasti bercanda! pikirku dlm hati. Maksudmu, aku bisa mendapat SEMUA yg ada dlm menu ini ? "Apa menu spesial hari ini ?" aku bertanya dgn penuh kegembiraan. "Keselamatan," jawabnya. "Aku ambil," jawabku spontan.

Kemudian, secepat aku membuat keputusan itu, kegembiraan meninggalkan tubuhku. Sakit dan penderitaan merenggut lewat perutku dan air mata memenuhi mataku. Dgn menangis tersedu sedan, aku berkata, "Tuan, lihatlah diriku. Aku ini kotor & hina. Aku tdk bersih & tidak berharga. Aku ingin mendapat semuanya ini, tapi aku tidak dpt membelinya." Dgn berani, laki2 itu tersenyum lagi. "Tuan, Anda sdh dibayar oleh laki2 di sebelah sana," katanya sambil menunjuk pintu masuk ruangan. "Namanya Yesus."

Aku berbalik, aku melihat seorang laki2 yg kehadirannya membuat terang seluruh ruangan itu. Aku melangkah maju ke arah laki2 itu & dgn suara gemetar aku berbisik, "Tuhan, aku akan mencuci piring2 atau membersihkan lantai atau mengeluarkan sampah. Aku akan melakukan apa pun yang bisa aku lakukan untuk membayar kembali atas semuanya ini."

Ia membuka tangannya dan berkata dengan senyuman, "Anakku, semuanya ini akan menjadi milikmu, cukup hanya bila kamu datang kepadaKu. Mintalah padaKu utk membersihkanmu & Aku akan melakukannya. Mintalah padaKu utk membuang noda& itu dan itu terlaksana. Mintalah padaKu utk mengijinkanmu makan di mejaKu & kamu akan makan. Ingat…., meja ini dipesan atas namamu. Yg bisa kamu lakukan hanyalah MENERIMA pemberian yg sdh Aku tawarkan kepadamu."

Dgn kagum dan takjub, aku terjatuh di kakiNya & berkata, "Tolong, Yesus. Tolong bersihkan hidupku. Tolong ubahkan aku, ijinkan aku duduk di mejaMu dan berikan padaku sebuah hidup yg baru." Dengan segera aku mendengar,……………. "Sudah terlaksana." Aku melihat pakaian putih menghiasi tubuhku yg sdh bersih. Sesuatu yg aneh & indah terjadi. Aku merasa spt baru, spt sebuah beban sdh terangkat & aku mendapatkan diriku duduk di mejaNya. "Menu spesial hari ini sdh dipesan," kata Tuhan kepadaku. "Keselamatan menjadi milikmu."

Kami duduk & ber-cakap2 untuk bbrp waktu lamanya & aku sangat menikmati waktu yg kuluangkan denganNya. Ia berkata kepadaku & kepada semua orang, bahwa Ia ingin aku kembali sesering aku ingin bantuan lain dari Kemurahan Tuhan. Dengan jelas Ia ingin aku meluangkan waktuku sebanyak mungkin denganNya. Ketika waktu sudah dekat bagiku untuk kembali ke 'dunia nyata', Ia berbisik padaku dengan lembut, "AKU MENYERTAI KAMU SELALU." Dan kemudian, Ia berkata sesuatu yang tidak akan pernah aku lupakan. Ia berkata, "Anakku, lihatkah kamu bbrp meja yang kosong di seluruh ruangan ini ?" -"Ya, Tuhan. Aku melihatnya. Apa artinya?" jawabku. "Ini adalah meja2 yang dipesan, tapi tiap2 individu yg namanya tertera di tiap plakat ini blm menerima undangan utk makan. Maukah kamu membagikan undangan-undangan ini?"

Saturday, June 30, 2007

SALIB

Seorang lelaki muda yang putus asa, berlutut dan berdoa ; "TUHAN, saya tidak sanggup lagi untuk terus hidup," serunya. "Salib yang kutanggung terlalu berat.

Lalu TUHAN menjawab, "AnakKU, bila kau tak sanggup menanggung beban salibmu, letakkanlah salib tersebut dan bukalah pintu yang kau lihat disana, masuklah ke dalam ruangannya dan pilihlah salib manapun yang kau inginkan."

Laki-laki tersebut merasa lega dan ia menjawab,"Terimakasih TUHAN." Kemudian ia melakukan apa yang TUHAN katakan padanya. Saat memasuki ruangan yang disarankan ia melihat banyak salib, beberapa diantaranya sangat besar sehingga ujung - ujung salib tersebut tidak terlihat.

Maka ia menunjuk sebuah salib kecil yang tersandar pada jendela yang berjarak agak jauh. Lelaki tersebut berbisik,"Saya memilih salib itu TUHAN. TUHAN menjawab, "AnakKU, itulah salib yang baru saja kau bawa masuk."

Saat kesulitan hidup menerpa, disitulah kita dapat melihat dan memahami bagaimana orang lain yang mengalami hal serupa dapat mengatasinya. Setelah itu, kau akan merasa lebih beruntung dari apa yang kau bayangkan.

Salibmu
Bagaimanapun beratnya salibmu, dan seperti apapun penderitaanmu pastilah akan ada sinar matahari yang memancar setelah hujan turun. Mungkin kau merasa goyah atau bahkan jatuh, tapi TUHAN selalu berada disisimu untuk membantumu melalui segala hal.

Ironis bila kau dapat mengirim ribuan "lelucon" melalui email dan lelucon tersebut menyebar cepat bagaikan kebakaran, tapi bila kau mulai mengirimkan pesan tentang TUHAN, orang - orang berpikir dua kali untuk mensharingkan.

Friday, June 29, 2007

Mimpi Ke Surga

Aku bermimpi suatu hari aku pergi kesurga dan seorang malaikat menemanikudan menunjukkan keadaan di surga. Kami berjalan memasuki suatu ruang kerjapenuh dengan para malaikat. Malaikatyang mengantarku berhenti di depanruang kerja pertama dan berkata, "Ini adalah Seksi Penerimaan. Disini,semua permintaan yang ditujukan padaAllah diterima".

Aku melihat-lihat sekeliling tempat ini dan aku dapati tempat ini begitu sibuk dengan begitu banyak malaikat yang memilah-milah seluruh permohonan yang tertulis pada kertas dari manusiadi seluruh dunia.

Kemudian aku dan malaikat-ku berjalan lagi melalui koridor yang panjang lalu sampailah kami pada ruang kerjake dua. Malaikat-ku berkata, "Ini adalah Seksi Pengepakan dan Pengiriman. Disini kemuliaan danberkat yang diminta manusia diprosesdan dikirim ke manusia-manusia yangmasih hidup yang memintanya." Aku perhatikan lagi betapa sibuknya ruang kerja itu. Ada banyak malaikat yang bekerja begitu keras karena ada begitu banyaknya permohonan yang dimintakan dan sedang dipaketkan untuk dikirim kebumi.

Kami melanjutkan perjalanan lagi hingga sampai pada ujung terjauh koridor panjang tersebut dan berhenti pada sebuah pintu ruang kerja yang sangat kecil. Yang sangat mengejutkanaku, hanya ada satu malaikat yang duduk disana, hampir tidak melakukan apapun. "Ini adalah Seksi Pernyataan Terima Kasih," kata Malaikatku pelan. Dia tampak malu.

"Bagaimana ini? Mengapa hampir tidak ada pekerjaan disini?" tanyaku. "Menyedihkan," Malaikat-ku menghela napas. "Setelah manusia menerima berkat yang mereka minta, sangatsedikit manusia yang mengirimkanpernyataan terima kasih." "Bagaimana manusia menyatakan terima kasih atas berkat Tuhan?" tanyaku. "Sederhana sekali" jawab Malaikat. "Cukup berkata, Terima kasih, Tuhan."

"Lalu, berkat apa saja yang perlu kita syukuri," tanyaku. Malaikat-ku menjawab,

"Jika engkau mempunyai makanan di lemari es, pakaian yang menutup tubuhmu, atap di atas kepalamu dan tempat untuk tidur, maka engkaul ebih kaya dari 75% penduduk dunia ini."

"Jika engkau memiliki uang di bank, didompetmu, dan uang-uang receh, maka engkau berada diantara 8% kesejahteraan dunia. Dan jika engkau mendapatkan pesan ini di komputer mu, engkau adalah bagian dari 1% di dunia yang memiliki kesempatan itu. Juga.... "

"Jika engkau bangun pagi ini dengan lebih banyak kesehatan daripada kesakitan ... engkau lebih diberkati daripada begitu banyak orang di dunia ini yang tidak dapat bertahan hidup hingga hari ini."

"Jika engkau tidak pernah mengalami ketakutan dalam perang, kesepian dalam penjara, kesengsaraan penyiksaan, atau kelaparan yang amat sangat maka engkau lebih beruntung dari 700 juta orang di dunia."

"Jika engkau dapat menghadiri beribadah atau ikut pertemuan religius tanpa ada ketakutan akan penyerangan, penangkapan, penyiksaan, atau kematian... maka engkau lebih diberkati daripada 3milyar orang di dunia."

"Jika orangtuamu masih hidup dan masih berada dalam ikatan pernikahan ...maka engkau termasuk orang yang sangat jarang."

"Jika engkau masih bisa mencintai ...maka engkau termasuk orang yangbesar. Karena cinta adalah berkat Tuhan yang tidak didapat dari manapun."

"Jika engkau dapat menegakkan kepala dan tersenyum, maka engkau bukanlah seperti orang kebanyakan, engkau unik di bandingkan semua mereka yang berada dalam keraguan dan keputusasaan."

"Jika engkau dapat membaca pesan ini, maka engkau menerima berkat ganda, yaitu bahwa seseorang yang mengirimkan ini padamu berpikir bahwa engkau orang yang sangat istimewa baginya, dan bahwa, engkau lebih diberkati daripada lebih dari 2 juta orang didunia yang bahkan tidak dapat membaca sama sekali."

Nikmatilah hari-harimu, hitunglah berkat yang telah Tuhan anugerahkan kepadamu. Dan jika engkau berkenan, kirimkan pesan ini ke semua orang yang engkau kenal.

Monday, June 18, 2007

Cinta Sesungguhnya

[Marlinda Sudarma]

Dia tingginya 175 cm , sedangkan aku 120 cm Kami berdua tingginya berbeda 55 cm, seperti raksasa dan org kerdil, bukan? Tapi saat ini kami berdua, tingginya sudah sama..krn .. kecintaan 55 cm ini.

Hari ini cerita cinta kami yg indah, krn hal ini Stasiun KBS akan membuat sinetron : Hadiah Lagu untuk Ms. Yu Son A dengan Ms. Yu son A di dlmnya.
Sejak lahir Ms. Yu Son A mempunyai tulang yg tipis seperti kulit telur, sehingga dengan bersin saja, bisa mengakibatkan tulang patah. Dengan mudah patah dan tulang muda (lembut),

Tingginya cuman bisa mencapai 120 cm, tapi dia tetap sehat seperti org biasa. Waktu ditanya: Sulitkah waktu berjalan dengan tongkat waktu bekerja, jawabnya: dengan adanya 4 kaki, saya bisa bekerja lebih cepat. Dengan jawaban ini, org memanggil dia "Thumbelina" karena dia kecil tapi bisa berdiri sendiri.

Bersama dengan lelaki muda, cakep, tinggi 175 cm. orang yang mempunyai cinta dengan Ms. Yu son A. Tahun ini dua sejoli ini mengadakan perkawinan yg sempurna dan indah di gunung Himalaya. Dimana perkawinan ini diadakan di dusun yang paling tinggi di dunia, dengan ketinggian 2750 dari laut.Pengantin pria dan wanita mengenakan pakain yang indah dengan dihadiri dgn hadirin yg banyak.

Dalam suara hening di pantai saat ini, suami sedang mengendong, bersama tongkatku, di punggungnya. Dari gambar ini dapat mengambarkan kehidupan dari Khun Yunsona dalam kehidupan aslinya. Bersama dengan suami yang paling baik diseluruh dunia. Bisa dilihat, dengan tidak memandang cacat, tinggi badan, akan tetapi bisa mendapat kehidupan cinta yang indah/normal.

Sunday, June 10, 2007

Akal Manusia Vs Pikiran Allah

Ada satu orang yang selamat dari kecelakaan sebuah kapal. Ia terdampar di pulau yang kecil dan tidak berpenghuni. Pria ini segera berdoa supaya Tuhan menyelematkannya, dan setiap hari dia selalu menatap ke langit, berharap pertolongan segera datang.

Setiap hari ia terus berharap, namun tidak ada satupun yang datang. Di dalam kelelahannya, akhirnya pria tersebut berhasil membangun gubuk kecil dari kayu-kayu kering yang ia kumpulkan untuk melindungi dirinya dari cuaca, dan untuk menyimpan beberapa barang yang masih tersisa.

Tetapi suatu hari, setelah ia pergi mencari makan, dan sekembalinya ke gubuknya. Seuatu yang buruk terjadi, ia mendapati gubuk kecil itu terbakar ludes hingga asapnya mengepul ke langit. Lebih buruk lagi pria tersebut kehilangan semua yang ia miliki.

Dia sedih dan marah pada Tuhan dan berseru: "Tuhan, teganya Engkau mengijinkan semua kemalangan ini padaku?" Pria tersebut meneteskan air mata merenungi nasibnya. Pagi-pagi keesokan harinya, dia terbangun oleh suara kapal yang mendekati pulau itu. Kapal itu datang untuk menyelamatkannya."Bagaimana kamu tahu bahwa aku di sini?" tanya pria itu kepada penyelamatnya. "Kami melihat tanda asap yang Anda buat", jawab mereka.

Mudah sekali untuk menyerah ketika keadaan menjadi buruk. Tetapi kita tidak boleh goyah, karena Tuhan tetap bekerja didalam hidup kita. Sekalipun kita berada dalam kesakitan dan kesusahan. Ingatlah, ketika gubukmu terbakar, itu adalah "tanda asap" supaya pertolongan Tuhan datang untuk bekerja. Ketika ada kejadian negatif terjadi dalam hidup ini, kita harus berkata pada diri kita sendiri bahwa Tuhan pasti mempunyai jawaban yang positif untuk kejadian tersebut.

Di bawah ini adalah kebenarannya jika, cara akal manusia dibandingkan dengan pikiran Allah terhadap suatu masalah:

Ketika Anda berkata, “Itu tidak mungkin.”
Tuhan berkata: “Tidak ada hal yang mustahil bagiKu.” (Lukas 18:27)
Ketika Anda berkata, "Aku terlalu lelah."
Tuhan berkata, "Aku akan memberikan kelegaan padamu." (Matius 11:28)
Ketika Anda berkata, "Tidak ada seorangpun yang mencintai aku."
Tuhan berkata, "Aku mengasihimu." (Yohanes 3:16 ; Yohanes 13:34)
Ketika Anda berkata, "Aku tidak sanggup lagi."
Tuhan berkata, "Kasih karuniaKu cukup." (2 Korintus 12:9 ; Mazmur 91:15)
Ketika Anda berkata, "Aku tidak mengerti sama sekali."
Tuhan berkata, "Aku akan menuntun langkah-langkahmu." (Amsal 3:5-6)
Ketika Anda berkata, "Aku tidak bisa mengatasi."
Tuhan berkata, "Aku akan menyediakan kebutuhanmu." (Filipi 4:19)
Ketika Anda berkata, "Aku takut."
Tuhan berkata, “Aku tidak memberikan padamu roh ketakutan.” (2 Timotius 1:7)
Ketika Anda berkata, "Aku selalu kuatir dan frustasi."
Tuhan berkata, “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaku." (1 Petrus 5:7)
Ketika Anda berkata, "Aku tidak mempunyai iman yang kuat."
Tuhan berkata, “Aku memberi setiap orang iman menurut ukurannya." (Roma 12:3)
Ketika Anda berkata, "Aku tidak pandai."
Tuhan berkata, "Aku memberikan padamu hikmat." (1 Korintus 1:30)
Ketika Anda berkata, "Aku merasa sendirian."
Tuhan berkata, ”Aku tidak akan pernah meninggalkanmu.” (Ibrani 13:5)

Setelah kita mengetahui betapa jauhnya perbedaan cara pandang antara akal manusia dan pikiran Allah, apakah kita masih mau mempertahankan akal kita? Apakah Anda tidak ingin beralih pada cara pandang Allah terhadap setiap masalah yang akan kita hadapi di dunia ini?(joe)

Sumber: JAWABAN.COM

Thursday, May 31, 2007

Kasih Tuhan

Berapa besar kasih Tuhan dalam hidup anda yang anda ketahui ???

Hari ini musim semi yang panas, aku sedang asik membaca novel dan ditemani ipod yang
mendendangkan lagu jazz favoritku,disela-sela makan siangku disebuah cafe diseberang
jalan kantorku. Siang itu begitu panas, anginpun seakan2 enggan bertiup.

Kuperbesar volume music yang aku dengar. hmm... nikmatnya hidup ini..
tak terasa waktu berlalu, waktu istirahatku usai, hmm lagi asik2nya membaca nih...
sambil menaruh selembar uang $10 aku berjalan santai menyebrangi jalan.

Aku mengangguk2kan kepala mendengar suara musik yang merdu lewat earphone sambil tetap
fokus membaca,lagi seru2nya nih. aku melangkah menyebrangi jalan, tiba2 pembatas buku dinovelku terbang tertiup kembali kearah cafe itu, reflek aku membalikan badanku dan mengejar pembatas buku itu.

Hmm... dapat.. untung tidak kotor kataku sambil mengibas2kan pembatas bukuku.. angin
yang aneh, dari mana datangnya, angin berhembus kencang ditengah panasnya musim semi?

Seberapa besar kasih Tuhan yang tidak anda ketahui ?

Ketika aku kembali berjalan, aku terkejut banyak orang mendekat kearahku, banyak yang memandangiku sambil mengeleng2kan kepala mereka, aku melepas earphoneku, seorang ibu paru baya bertanya apakah aku baik2 saja?
Aku tidak mengerti, ada apa ? Lalu ibu itu bercerita tentang hal yang sampai kini tidak bakal aku lupakan...

Ketika aku sedang asik membaca buku sambil mendengarkan ipod kesayanganku sewaktu
menyeberang jalan, dari arah jalan sebuah truk yang dikemudikan seorang supir yang
ternyata mengantuk, melaju kencang kearahku, orang2 berteriak mengingatkanku, tapi
aku tidak mendengar, sesaat sebelum terjadi tabrakan, aku berbalik dan berlari ...
untuk mengambil pembatas bukuku yang tertiup angin... Aku bergidik... tak terasa air
mata mulai tumpah.. Aku tinggal selangkah lagi dari ajalku, tapi tiba2, angin yang tidak biasanya berhembus, berhembus untuk kemudian menerbangkan pembatas bukuku dan
... menyelamatkanku....

Itu semua anugrah Allah untuk kamu, ibu itu berujar padaku, kakiku terasa tak kuat menopang berat tubuhku, aku berlutut dan mengucap syukur, seandainya ibu itu tidak bercerita tentu aku tidak akan tahu kasih Tuhan kepadaku, dan aku sadar dalam hidupku, banyak sekali kasih Tuhan dinyatakan tanpa aku sadar dan ketahui.....aku kembali menangis

perenungan :

Saudara, sering kali kita lupa untuk mengucap syukur. Seringkali ketika kita melihat keadaan kita yang terpuruk, jatuh, miskin, terlantar, kita lupa untuk mengucap syukur.
Kita lupa bahwa tanpa perlindungan Tuhan, kita pasti akan mengalami kejadian yang
lebih parah dari yang kita alami sekarang, tapi karena kasihNya, kita tidak mengalaminya.

Jangan lupa untuk selalu mengucap syukur untuk apapun dalam keadaan apapun, karena
kita tahu sekarang Dia selalu bekerja, sadar atau tanpa kita sadari . dan yang pasti
DIA TIDAK AKAN PERNAH MENINGGALKAN KITA, dan mari kita JANGAN PERNAH
TINGGALKAN DIA...

MENGUCAP SYUKURLAH DALAM SEGALA HAL KARENA ITU YANG DIKEHENDAKI ALLAH DALAM KRISTUS YESUS BAGI KITA SEMUA

AMEN"

Thursday, April 5, 2007

Sangkar Burung Kosong

Ada seorang bernama George Thomas, seorang pastor dikota kecil New England . Pada hari Paskah pagi, ia bersiap mempersembahkan misa di suatu tempat agak jauh dari kota Ia membawa sebuah sangkar burungkosong yang sudah reyot, kotor tak terurus, dan menepatkannya di dekat altar. Alis umatnya mulai terangkat, dan mereka mulai bertanya-tanya. Dalam kotbahnya Sang Pastor mulai menjelaskantentang sangkar burung tersebut. Dalam perjalanan saya ke sini tadi, saya bertemu dengan seorang anak kecil melangkah berlenggang sambil mengayun-ayunkan sangkar burung ini. Di dalamnya terdapat 3 ekor anak burung liar, meringkuk kedinginan dan ketakutan.

Saya berhenti dan bertanya kepada anak tersebut : "Apa yang kamu bawa, anakku?" Jawab anak itu: "Ah, cuma burung-burung kecil?"- "Apa yang akan kamu lakukan terhadap burung-burungkecil itu?"- "Akan saya bawa pulang dan saya pakai mainan. Saya suka mencabuti bulunya, dan pasti mereka akan ribut kesakitan. Ramai. Pasti ramai dan menyenangkan." - "Ya, tapi kan cuma sebentar. Burungnya kecil, pastibulunya cepat habis. Lalu kalau sudah habis, mau kamu apakan lagi?"- "Saya punya dua ekor kucing di rumah. Mereka sangatsuka makan burung. Apalagi burung kecil begini, Lucu kan melihat burung-burung yang sudah tidak berbulu mencoba menghindar dari kucing. Tapi pasti kucingku akan dapat memakan mereka dengan mudah?"

Saya terdiam sesaat, lalu saya tanyakan pada anak itu lagi, "Anakku, bolehkah saya beli burung-burung itu?"Anak tersebut menatap saya dengan tercengang, lalu jawabnya, "Bapak jangan main-main. Siapa yang mau burung liar begini?" - "Berapa?" - "Bapak, burung ini liar, tidak dapat bernyanyi, tidak indah. Ini burung biasa, tidak ada istimewanya. Apa menariknyauntuk Bapak?" - "Berapa?" Si Anak memandang saya dengan tajam, lalu sambil tersenyum menantang katanya, "Sepuluh dollar" Saya ulurkan uang sepuluh dolar kepadanya, dan ia-pun lalu meninggalkan sangkar burungnya dan segera lari menghilang sambil berteriak-teriak kegirangan.

Saya lalu melanjutkan perjalanan ke sini. Sesampai disuatu tempat yang agak rimbun, banyak pohon danperdu, saya berhenti lagi, dan saya lepaskan ketiga anak burung tadi.

Nah sampai di sini, jelaslah sudah hal ikhwal kandang burung yang diletakkan di atas latar ini?Kemudian Sang Pastor melanjutkan kotbahnya sebagai berikut:
Suatu hari, Setan dan Yesus ngobrol berdua Setan baru datang dari Taman Eden dan lalu menyombongkan diri, katanya, "Sus, aku baru saja menguasai sebuah dunia yang penuh dengan manusia. Aku sudah siapkan berbagai bujukan bagi mereka dan pasti mereka tidak akan dapat menghindar. Pasti mereka akan termakan dengan segala tipu dayaku." Tanya Yesus kepadanya: "Akan kau apakan mereka?" - "Pokoknya aku akan menikmati semuanya. Pasti mengasyikkan. Aku akan membujuk mereka supaya kawin cerai, saling selingkuh, saling membenci, saling mencederai dan saling bunuh. Aku akan membujuk mereka untuk menjadi pemabuk, perokok, saling caci, saling hujat. Aku akan membantu mereka untukmenemukan dan merakit bom agar lebih mudah bagi mereka untuk saling bunuh."

"Terus, kalau sudah begitu, apa yang akan kamu lakukan?", kata Yesus sabar. "Aku akan binasakan mereka?" - "Berapa yang kamu minta untuk menebus mereka?" tanya Yesus. "Jangan bercanda Kamu tidak akan suka mereka, Sus." Mereka itu tidak baik. Kenapa kamu tertarik dengan mereka? Aku yakin mereka akan membenci kamu! Mereka akan meludahi kamu, mencercamu, dan bahkan akan membunuhmu. Yakinlah, kamu tidak akan tertarik dengan mereka.?"- "Berapa?" tanya Yesus lagi, lebih mendesak. Setan menatap Yesus tajam lalu katanya sinis, "Murah, cuma cukup air matamu dan darahmu?"

DAN YESUS PUN MEMBAYARNYA TUNAI.

Sang Pastorpun mengakhiri kotbahnya.

[1 Kor 15:3-4]
"Sebab yang sangat penting telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita, sesuai dengan Kitab Suci, bahwa Ia telah di kuburkan, dan bahwa ia telah dibangkitkan, pada hari yang ketiga, sesuai dengan Kitab Suci."