Sunday, September 30, 2007

Injil Menurut Toko Serba Ada

Ada kisah tentang kebaikan dan kasih yang tercecer dari antara perayaan-perayaan Natal . Semacam kisah Orang Samaria yang Baik Hati.

Kisah tentang kasih yang indah ini sayangnya tidak terjadi di gereja, tetapi di sebuah Dept. Store di Amerika Serikat.

Pada suatu hari seorang pengemis wanita yang dikenal dengan sebutan "Bag Lady" (karena segala harta-bendanya hanya termuat dalam sebuah tas yang ia jinjing kemana-mana sambil mengemis) memasuki sebuah Dept. Store yang mewah sekali. Hari-hari itu adalah menjelang hari Natal . Toko itu dihias dengan indah sekali. Lantainya semua dilapisi karpet yang baru dan indah. Pengemis ini tanpa ragu-ragu memasuki toko ini. Bajunya kotor dan penuh lubang-lubang. Badannya mungkin sudah tidak mandi berminggu-minggu Bau badan menyengat hidung. Ketika itu seorang hamba Tuhan wanita mengikutinya dari belakang. Ia berjaga-jaga, kalau petugas sekuriti toko itu mengusir pengemis ini, sang hamba Tuhan mungkin dapat membela atau membantunya. Wah, tentu pemilik atau pengurus toko mewah ini tidak ingin ada pengemis kotor dan bau mengganggu para pelanggan terhormat yang ada di toko itu. Begitu pikir sang hamba Tuhan wanita. Tetapi pengemis ini dapat terus masuk ke bagian-bagian dalam toko itu. Tak ada petugas keamanan yang mencegat dan mengusirnya. Aneh ya Padahal, para pelanggan lain berlalu lalang di situ dengan setelan jas atau gaun yang mewah dan mahal.

Di tengah Dept. Store itu ada piano besar (grand piano) yang dimainkan seorang pianis dengan jas tuksedo, mengiringi para penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu natal dengan gaun yang indah. Suasana di toko itu tidak cocok sekali bagi si pengemis wanita itu. Ia nampak seperti makhluk aneh di lingkungan gemerlapan itu. Tetapi sang 'bag lady" jalan terus. Sang hamba Tuhan itu juga mengikuti terus dari jarak tertentu.

Rupanya pengemis itu mencari sesuatu dibagian Gaun Wanita. Ia mendatangi counter paling eksklusif yang memajang gaun-gaun mahal bermerek (branded items) dengan harga diatas $ 2500 per piece. Kalau dikonversi dengan kurs hari-hari ini, harganya dalam rupiah sekitar Rp. 20 juta per piece. Baju-baju yang mahal dan mewah! Apa yang dikerjakan pengemis ini?

Sang pelayan bertanya, "Apa yang dapat saya bantu bagi anda?" "Saya ingin mencoba gaun merah muda itu?" Kalau anda ada di posisi sang pelayan itu, bagaimana respons anda? Wah, kalau pengemis ini mencobanya tentu gaun-gaun mahal itu akan jadi kotor dan bau, dan pelanggan lain yang melihat mungkin akan jijik membeli baju-baju ini setelah dia pakai. Apalagi bau badan orang ini begitu menyengat, tentu akan merusak gaun-gaun itu. Tetapi mari kita dengarkan apa jawaban sang pelayan toko mewah itu.

"Berapa ukuran yang anda perlukan?" "Tidak tahu!" "Baiklah, mari saya ukur dulu. "Pelayan itu mengambil pita meteran, mendekati pengemis itu, mengukur bahu, pinggang, dan panjang badannya. Bau menusuk hidung terhirup ketika ia berdekatan dengan pengemis ini. Ia cuek saja. Ia layani pengemis ini seperti satu-satunya pelanggan terhormat yang mengunjungi counternya. "OK, saya sudah dapatkan nomor yang pas untuk nyonya! Cobalah yang ini!" Ia memberikan gaun itu untuk dicoba di kamar pas. "Ah, yang ini kurang cocok untuk saya. Apakah saya boleh mencoba yang lain?" Oh, tentu!" Kurang lebih dua jam pelayan ini menghabiskan waktunya untuk melayani sang "bag lady."

Apakah pengemis ini akhirnya membeli salah satu gaun yang dicobanya? Tentu saja tidak! Gaun seharga puluhan juta rupiah itu jauh dari jangkauan kemampuan keuangannya.

Pengemis itu kemudian berlalu begitu saja, tetapi dengan kepala tegak karena ia telah diperlakukan sebagai layaknya seorang manusia. Biasanya ia dipandang sebelah mata. Hari itu ada seorang pelayan toko yang melayaninya, yang menganggapnya seperti orang penting, yang mau mendengarkan permintaannya. Tetapi mengapa pelayan toko itu repot-repot melayaninya? Bukankah kedatangan pengemis itu membuang-buang waktu dan perlu biaya bagi toko itu? Toko itu harus mengirim gaun-gaun yang sudah dicoba itu ke Laundry, dicuci bersih agar kembali tampak indah dan tidak bau. Pertanyaan ini juga mengganggu sang hamba Tuhan yang memperhatikan apa yang terjadi di counter itu. Kemudian hamba Tuhan ini bertanya kepada pelayan toko itu setelah ia selesai melayani tamu "istimewa"-nya. "Mengapa anda membiarkan pengemis itu mencoba gaun-gaun indah ini ?" "Oh, memang tugas saya adalah melayani dan berbuat baik (My job is to serve and to be kind !) "Tetapi, anda 'kan tahu bahwa pengemis itu tidak mungkin sanggup membeli gaun-gaun mahal ini?" "Maaf, soal itu bukan urusan saya. Saya tidak dalam posisi untuk menilai atau menghakimi para pelanggan saya. Tugas saya adalah untuk melayani dan berbuat baik." Hamba Tuhan ini tersentak kaget. Di jaman yang penuh keduniawian ini ternyata masih ada orang-orang yang tugasnya adalah melayani dan berbuat baik, tanpa perlu menghakimi orang lain.

Hamba Tuhan ini akhirnya memutuskan untuk membawakan khotbah pada hari Minggu berikutnya dengan thema "Injil Menurut Toko Serba Ada." Khotbah ini menyentuh banyak orang, dan kemudian diberitakan di halaman-halaman surat kabar di kota itu.

Berita itu menggugah banyak orang sehingga mereka juga ingin dilayani di toko yang eksklusif ini. Pengemis wanita itu tidak membeli apa-apa, tidak memberi keuntungan apa-apa, tetapi akibat perlakuan istimewa toko itu kepadanya, hasil penjualan toko itu meningkat drastis, sehingga pada bulan itu keuntungan naik 48%! "Peliharalah kasih persaudaraan! Jangan kamu lupa memberi kebaikan kepada orang, sebab dengan berbuat demikian beberapa orang dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat." Ibrani 13:1-2.

Monday, September 3, 2007

Mahalnya Kematian Yesus di Salib

Seorang bapak setengah baya bekerja pada sebuah perusahaan kereta api, dan tugas bapak ini mudah saja. Beliau hanya bertugas menarik sebuah tuas yang mengerakkan roda roda raksasa yang saling berhubungan untuk mengangkat jembatan yang merintangi jalan kereta api itu, sehingga kereta api tersebut dapat lewat dengan selamat. (tentu saja jika jembatan tersebut tidak diangkat ... maka kereta api itu akan mengalami kecelakaan yang sangat hebat).

Bapak ini mempunyai seorang anak satu satunya yang sangat dikasihi dengan segenap jiwanya. Suatu hari, anak bapak ini mengunjungi bapaknya dan bapaknya membiarkan anaknya melihat lihat tempat kerjanya. Sewaktu anaknya menghampiri roda roda raksasa tersebut, tiba tiba sang anak terpeleset dan jatuh diantara roda roda raksasa tersebut. Malang baginya.. kaki anak kecil tersebut terjepit dengan eratnya diantara gerigi roda-roda raksasa tersebut. Demi melihat kaki anaknya terjepit diantara roda-roda raksasa tersebut, sang bapak dengan serta merta berusaha menolong melepaskan kaki anak tersayangnya tersebut dari jepitan gerigi roda tersebut ...

Setelah berusaha sekian lama, sang bapak ini masih belum bisa melepaskan kaki anaknya tersebut. Sesaat kemudian, sang anak mulai menangis karena ketakutan. Tiba tiba dari kejauhan terdengarlah secara samar2 suara peluit kereta api tersebut dari kejauhan memberi tanda agar jembatan itu harus segera diangkat.

Sesaat kemudian hati bapak ini menjadi sangat sedih dan ketakutan ... Di dalam kecemasannya dia masih berusaha melepaskan kaki anaknya ... tapi masih tidak ada hasilnya ... Tidak lama kemudian suara peluit kereta api tersebut terdengar semakin jelas dan dekat.

Hati bapak ini seketika menjadi hancur ... bapak ini mulai menangis dengan sedihnya. Di dalam hati bapak ini muncul suatu keraguan haruskah dia mengorbankan anak satu satunya demi menyelamatkan kereta api itu yang penumpangnya tak ada satupun yang dia kenal? Namun jika dia memilih untuk menyelamatkan anaknya ... maka berapa jiwa yang akan melayang dengan sia sia hanya gara gara satu orang saja ...????

Sesaat kemudian... bapak ini perlahan lahan mencium kening anaknya dengan penuh kasih sayang dan dengan hati yang sangat hancur... lalu bapak ini mulai berdiri dan menuju ke tuas pengangkat jembatan tersebut ... dengan air mata yang membasahi sampai ke bajunya ... sang bapak ini melihat sekali lagi pada anak satu satunya itu ...

Sesaat kemudian bapak ini menarik tuasnya dan jatuh lemas dan menangis sejadi-jadinya tanpa berani melihat proses kematian anaknya yang sangat tragis yang tidak pernah dibayangkan olehnya demi menyelamatkan orang-orang yang ada didalam kereta api itu, yang sama sekali tidak mengetahui, bahwa saat itu juga mereka telah bebas dari kematian yang kekal ...

Saudaraku yang terkasih ... jika kita renungkan kembali kisah diatas ...

Bukankah cerita diatas telah terjadi 2000 tahun yang lalu... dimana Yesus telah disalib hanya untuk menebus dosa kita ...?
Siapakah kita ini sehingga kita memperoleh keselamatan itu ...?
Sesungguhnya kita ini tidak lebih dari sampah yang tidak ada harganya ...
Tetapi kasih Yesus begitu besar ... Sehingga Dia rela mati diatas kayu salib hanya untuk menebus dosa kita (injil Yohanes 3:16 ).

Saya mau katakan pada saudara ... Bahwa hanya Yesus sajalah yang rela mengorbankan nyawanya bagi kita. Tak ada kasih yang demikian besar seperti yang dilakukan Yesus demi menyelamatkan kita.

Kematian Yesus itu tidak dapat dinilai dengan apapun yang ada didunia ini ... terlalu mahal dan sangat mahal untuk sebuah jiwa seperti saya dan saudara ... Tapi, saya juga mau katakan sesuatu pada saudara ... Kematian Yesus 2000 tahun yang lalu bukan hanya untuk menebus dosa orang yang hidup pada jaman itu saja ... Tetapi darah-Nya yang tercurah 2000 tahun yang lalu masih mampu dan Dia sanggup menyelamatkan semua orang yang percaya.

Percayalah kepada Yesus ... Sebab hanya melalui Dialah kita dapat diselamatkan. Dan bagi kita yang sudah percaya pada Yesus ... Janganlah kita menjual kematian Yesus dengan hal hal yang bersifat duniawi terlalu mahal harga sebuah nyawa itu, sobat.

Teman temanku yang terkasih didalam Yesus Kristus ... Sediakanlah waktu bagi Tuhan untuk bersaksi tentang pengorbananNya ini kepada teman temanmu yang belum mengenal Yesus secara pribadi. Jika Tuhan yang menciptakan langit dan bumi ini selalu menyediakan waktu-Nya bagi mengawasi teman-teman sekalian, kenapa teman-teman tidak membalas kebaikan-Nya kepada orang-orang yang masih menanti uluran tangan kita? Sekaranglah waktunya, jangan ditunda lagi !Selamat bersaksi dan menerima keselamatan yang dari Allah ...

Tuhan Beserta Kita...